VAKSIN NUSANTARA 'GO INTERNASIONAL', DIKLAIM DAPAT DUKUNGAN JOKOWI
Vaksin Nusantara besutan Mantan Menteri
Kesehatan Terawan Agus Putranto kembali masuk jurnal ilmiah internasional
Taylor & Francis Online. Publikasi ilmiah ini berisi laporan uji vaksin
COVID-19 dendritik.
"Ini bisa menjadi acuan dunia
kedokteran internasional. Indonesia pantas berbangga," jelas Tim
komunikasi Terawan, Andi, dalam keterangan tertulis yang diterima detikcom
Minggu (28/8/2022).
Berikut fakta-fakta vaksin Nusantara
besutan Terawan yang kembali masuk jurnal internasional.
1. Diklaim
mendapat dukungan Presiden Joko Widodo
Vaksin COVID-19 Nusantara diklaim
mendapat dukungan dari Presiden Joko Widodo. Hal ini dinyatakan Tim komunikasi
Terawan, Andi, dalam keterangannya.
"Dokter Terawan mengucapkan terima
kasih kepada semua pihak yang terlibat, termasuk dukungan dari Presiden Jokowi
dan Tim RSPAD Gatot Soebroto," bebernya.
2. Hasil uji
vaksin dinyatakan aman
Dalam jurnal tersebut, vaksin Nusantara
diklaim aman dan menghasilkan respons humoral berdasarkan penelitian fase I dan
fase II. Peneliti mengklaim 46,4 persen penerima vaksin COVID-19 dendritik
hanya mengalami efek samping grade 1, sementara 6,5 persen lainnya melaporkan
efek samping grade 2 dan tidak ada efek samping parah.
"Di antara 169 subjek yang dapat
dievaluasi, tidak ada alergi akut, grade 3 atau 4, atau efek samping
serius," sebut peneliti.
3. Memberikan
peningkatan respons imunitas humoral
Dalam publikasi tersebut, para peneliti
menyatakan vaksin Nusantara menghasilkan respons humoral berdasarkan penelitian
fase I dan fase II. Fase I melibatkan 31 subjek sementara fase II menganalisis
145 partisipan secara acak.
Hasilnya, antibodi di receptor binding
domain meningkat hingga 70 persen pada hari ke-28. Di fase II, peningkatan
disebut mencapai 94,4 persen pada hari ke 14 pasca suntik dan mencapai 96,8
persen di 28 hari pasca vaksinasi.
Sebelumnya, Terawan sempat menyatakan
vaksin ini bisa melawan semua varian baru termasuk subvarian Omicron BA.4 dan
BA.5 yang belakangan memicu peningkatan kasus di Indonesia. Ditambah lagi, ia
menyatakan kemungkinan besar penggunaan vaksin Nusantara tidak memerlukan
booster atau dosis tambahan.
"Yang jelas dari hasil evaluasi
dalam satu tahun, uji klinis satu dan dua kemampuan untuk memproteksi terhadap
COVID-19 masih tinggi, artinya vaksin Nusantara tidak perlu booster,"
klaim Terawan saat ditemui di ruang Komisi IX DPR Jakarta, Senin (20/6).
Komentar
Posting Komentar